ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
By : Lutfy Nooraini
Respons perilaku
individu terhadap stressor bervariasi sesuai dengan kondisi masing-masing.
Salah satu respons perilaku yang muncul adalah isolasi sosial yang merupakan
salah satu gejala negatif pasien dengan psikotik.
Modul ini berisi
panduan dalam merawat pasien dan keluarga pasien dengan masalah keperawatan
isolasi sosial, dengan menggunakan pendekatan baik secara individual maupun
kelompok. Saudara dapat mempelajari isi modul ini, mengerjakan latihan sesuai
dengan panduan yang diberikan, sehingga Saudara siap menangani pasien dan
keluarga pasien gangguan jiwa dengan gejala isolasi sosial yang ada. Selamat
mempelajari modul ini.
A. Tujuan
Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan Saudara
mampu:
1. Melakukan pengkajian pada pasien
isolasi sosial
2. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien isolasi sosial
3. Melakukan tindakan keperawatan
kepada pasien dengan isolasi sosial
4. Melakukan tindakan keperawatan
kepada keluarga pasien isolasi sosial
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan
keluarga dalam merawat pasien isolasi sosial
6. Mendokumentasikan hasil asuhan
keperawatan pasien dengan isolasi sosial
B. Pengkajian
Isolasi sosial adalah keadaan di
mana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu
berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak,
tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan
orang lain.
Untuk mengkaji pasien isolasi
sosial Saudara dapat menggunakan wawancara dan observasi kepada pasien
dan keluarga.
Tanda dan gejala isolasi sosial
yang dapat ditemukan dengan wawancara,
adalah:
1. Pasien menceritakan perasaan kesepian
atau ditolak oleh orang lain
2. Pasien merasa tidak aman berada
dengan orang lain
3. Pasien mengatakan hubungan yang
tidak berarti dengan orang lain
4. Pasien merasa bosan dan lambat
menghabiskan waktu
5. Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
6. Pasien merasa tidak berguna
7. Pasien tidak yakin dapat
melangsungkan hidup
Pertanyaan-pertanyaan berikut ini
dapat Saudara tanyakan pada waktu wawancara untuk mendapatkan data subyektif:
1. Bagaimana pendapat pasien
terhadap orang-orang di sekitarnya (keluarga atau tetangga)?
2. Apakah pasien mempunyai teman dekat? Bila punya siapa teman dekat itu?
3. Apa yang membuat pasien tidak
memiliki orang yang terdekat dengannya?
4. Apa yang pasien inginkan dari
orang-orang di sekitarnya?
5. Apakah ada perasaan tidak aman
yang dialami oleh pasien?
6. Apa yang menghambat hubungan yang
harmonis antara pasien dengan orang sekitarnya?
7. Apakah pasien merasakan bahwa
waktu begitu lama berlalu?
8. Apakah pernah ada perasaan ragu
untuk bisa melanjutkan kehidupan?
Tanda dan gejala isolasi sosial yang
dapat diobservasi:
1. Tidak memiliki teman dekat
2. Menarik diri
3. Tidak komunikatif
4. Tindakan berulang dan tidak
bermakna
5. Asyik dengan pikirannya sendiri
6. Tak ada kontak mata
7. Tampak sedih, afek tumpul
C.
Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
D.
Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk
pasien.
a.
Tujuan: Setelah
tindakan keperawatan, pasien mampu
1)
Membina hubungan
saling percaya
2)
Menyadari penyebab
isolasi sosial
3)
Berinteraksi dengan
orang lain
b.
Tindakan
1)
Membina Hubungan Saling Percaya
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya, adalah
:
a)
Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
b)
Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang
Saudara sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien
c)
Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
d)
Buat kontrak asuhan: apa yang Saudara akan lakukan bersama pasien, berapa
lama akan dikerjakan, dan tempatnya di mana
e)
Jelaskan bahwa Saudara akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk
kepentingan terapi
f)
Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien
g)
Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
Untuk membina hubungan saling percaya pada pasien isolasi sosial
kadang-kadang perlu waktu yang lama dan interaksi yang singkat dan sering,
karena tidak mudah bagi pasien untuk percaya pada orang lain. Untuk itu Saudara
sebagai perawat harus konsisten bersikap terapeutik kepada pasien. Selalu
penuhi janji adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan. Pendekatan yang
konsisten akan membuahkan hasil. Bila pasien sudah percaya dengan Saudara
program asuhan keperawatan lebih mungkin dilaksanakan.
2)
Membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial
Langkah-langkah untuk melaksanakan tindakan ini adalah sebagai
berikut :
a)
Menanyakan pendapat
pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain
b)
Menanyakan apa yang menyebabkan
pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang lain
3)
Membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dengan orang lain
Dilakukan dengan cara mendiskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak teman dan bergaul akrab dengan mereka
4)
Membantu pasien mengenal kerugian tidak berhubungan
Dilakukan dengan cara:
a)
Mendiskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul
dengan orang lain
b)
Menjelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien
5)
Membantu pasien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
Saudara tidak mungkin secara
drastis mengubah kebiasaan pasien dalam berinteraksi dengan orang lain, karena
kebiasaan tersebut telah terbentuk dalam jangka waktu yang lama. Untuk itu
Saudara dapat melatih pasien berinteraksi secara bertahap. Mungkin pasien hanya
akan akrab dengan Saudara pada awalnya, tetapi setelah itu Saudara harus
membiasakan pasien untuk bisa berinteraksi secara bertahap dengan orang-orang
di sekitarnya.
Secara rinci tahapan melatih
pasien berinteraksi dapat Saudara lakukan sebagai berikut:
a)
Beri kesempatan pasien mempraktekkan cara berinteraksi dengan orang lain
yang dilakukan di hadapan Saudara
b)
Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu orang (pasien, perawat atau
keluarga)
c)
Bila pasien sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan
dua, tiga, empat orang dan seterusnya.
d)
Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh
pasien.
e)
Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan
orang lain. Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya.
Beri dorongan terus menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan
interaksinya.
SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya,
membantu pasien mengenal
penyebab
isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan
berhubungan
dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain,
dan mengajarkan pasien
berkenalan
Orientasi (Perkenalan):
“Assalammu’alaikum ”
“Saya H ……….., Saya senang dipanggil Ibu Her …………, Saya perawat di Ruang
Mawar ini… yang akan merawat Ibu.”
“Siapa nama Ibu? Senang dipanggil siapa?”
“Apa keluhan S hari ini?” Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang
keluarga dan teman-teman S? Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di
ruang tamu? Mau berapa lama, S? Bagaimana kalau 15 menit”
Kerja:
(Jika pasien baru)
”Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan S? Siapa
yang jarang bercakap-cakap dengan S? Apa yang membuat S jarang bercakap-cakap
dengannya?”
(Jika pasien sudah lama dirawat)
”Apa yang S rasakan selama S dirawat disini? O.. S merasa sendirian? Siapa
saja yang S kenal di ruangan ini”
“Apa saja kegiatan yang biasa S lakukan dengan teman yang S kenal?”
“Apa yang menghambat S dalam berteman atau bercakap-cakap dengan
pasien yang lain?”
”Menurut S apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ? Wah
benar, ada teman bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan
beberapa) Nah kalau kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya S ? Ya, apa
lagi ? (sampai pasien
dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya.
Kalau begitu inginkah S belajar bergaul dengan orang lain ?
« Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain”
“Begini lho S, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu
nama kita dan nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama
Saya S, senang dipanggil Si. Asal saya dari Bireun, hobi memasak”
“Selanjutnya S menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya
begini: Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana/ Hobinya
apa?”
“Ayo S dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan S. Coba berkenalan dengan
saya!”
“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”
“Setelah S berkenalan dengan orang tersebut S bisa melanjutkan percakapan
tentang hal-hal yang menyenangkan S bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang
hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya.”
Terminasi:
”Bagaimana perasaan S setelah kita latihan berkenalan?”
”S tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali”
”Selanjutnya S dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama
saya tidak ada. Sehingga S lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain.
S mau praktekkan ke pasien lain. Mau jam berapa mencobanya. Mari kita masukkan
pada jadwal kegiatan hariannya.”
”Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak S
berkenalan dengan teman saya, perawat N. Bagaimana, S mau kan?”
”Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaiku
SP 2 Pasien : Mengajarkan pasien berinteraksi
secara bertahap
(berkenalan
dengan orang pertama -seorang perawat-)
Orientasi :
“Assalammualaikum S! ”
“Bagaimana perasaan S hari ini?
« Sudah dingat-ingat lagi pelajaran kita tetang berkenalan »Coba
sebutkan lagi sambil bersalaman dengan Suster ! »
« Bagus sekali, S masih ingat. Nah seperti janji saya, saya akan
mengajak S mencoba berkenalan dengan teman saya perawat N. Tidak lama
kok, sekitar 10 menit »
« Ayo kita temui perawat N disana »
Kerja :
( Bersama-sama S saudara mendekati perawat N)
« Selamat pagi perawat N, ini ingin berkenalan dengan N »
« Baiklah S, S bisa berkenalan dengan perawat N seperti yang kita
praktekkan kemarin «
(pasien mendemontrasikan cara berkenalan dengan perawat N : memberi
salam, menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan seterusnya)
« Ada lagi yang S ingin tanyakan kepada perawat N . coba tanyakan
tentang keluarga perawat N »
« Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, S bisa sudahi
perkenalan ini. Lalu S bisa buat janji bertemu lagi dengan perawat N,
misalnya jam 1 siang nanti »
« Baiklah perawat N, karena S sudah selesai
berkenalan, saya dan S akan kembali ke ruangan S. Selamat pagi »
(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat N untuk melakukan
terminasi dengan S di tempat lain)
Terminasi:
“Bagaimana perasaan S setelah berkenalan dengan perawat N”
”S tampak bagus sekali saat berkenalan tadi”
”Pertahankan terus apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupa untuk
menanyakan topik lain supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya menanyakan
keluarga, hobi, dan sebagainya. Bagaimana, mau coba dengan perawat lain. Mari
kita masukkan pada jadwalnya. Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2 kali.
Baik nanti S coba sendiri. Besok kita latihan lagi ya, mau jam berapa? Jam 10?
Sampai besok.”
SP 3 Pasien : Melatih Pasien Berinteraksi Secara
Bertahap (berkenalan dengan orang kedua-seorang pasien)
Orientasi:
“Assalammu’alaikum S! Bagaimana perasaan hari ini?
”Apakah S bercakap-cakap dengan perawat N kemarin siang”
(jika jawaban pasien: ya, saudara bisa lanjutkan komunikasi berikutnya
orang lain
”Bagaimana perasaan S setelah bercakap-cakap dengan perawat N kemarin
siang”
”Bagus sekali S menjadi senang karena punya teman lagi”
”Kalau begitu S ingin punya banyak teman lagi?”
”Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain, yaitu
pasien O”
”seperti biasa kira-kira 10 menit”
”Mari kita temui dia di ruang makan”
Kerja:
( Bersama-sama S saudara mendekati pasien )
« Selamat pagi , ini ada pasien saya yang ingin berkenalan. »
« Baiklah S, S sekarang bisa berkenalan dengannya seperti yang telah S
lakukan sebelumnya. »
(pasien mendemontrasikan cara berkenalan: memberi salam, menyebutkan nama,
nama panggilan, asal dan hobi dan menanyakan hal yang sama). »
« Ada lagi yang S ingin tanyakan kepada O»
« Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, S bisa sudahi
perkenalan ini. Lalu S bisa buat janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam
4 sore nanti »
(S membuat janji untuk bertemu kembali dengan O)
« Baiklah O, karena S sudah selesai
berkenalan, saya dan S akan kembali ke ruangan S. Selamat pagi »
(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat O untuk melakukan
terminasi dengan S di tempat lain)
Terminasi:
“Bagaimana perasaan S setelah berkenalan dengan O”
”Dibandingkan kemarin pagi, N tampak lebih baik saat berkenalan dengan
O” ”pertahankan apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu
kembali dengan O jam 4 sore nanti”
”Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap
dengan orang lain kita tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi satu hari S dapat
berbincang-bincang dengan orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1
siang dan jam 8 malam, S bisa bertemu dengan N, dan tambah dengan pasien yang
baru dikenal. Selanjutnya S bisa berkenalan dengan orang lain lagi secara
bertahap. Bagaimana S, setuju kan?”
”Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman S. Pada jam
yang sama dan tempat yang sama ya. Sampai besok.. Assalamu’alaikum”
2. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
a. Tujuan: setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat pasien
isolasi sosial
b. Tindakan: Melatih Keluarga Merawat Pasien
Isolasi sosial
Keluarga merupakan sistem pendukung utama bagi pasien untuk dapat membantu
pasien mengatasi masalah isolasi sosial ini, karena keluargalah yang selalu
bersama-sama dengan pasien sepanjang hari.
Tahapan melatih keluarga agar mampu merawat pasien isolasi sosial di rumah
meliputi:
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
2) Menjelaskan tentang:
·
Masalah isolasi
sosial dan dampaknya pada pasien.
·
Penyebab isolasi
sosial.
·
Cara-cara merawat
pasien dengan isolasi sosial, antara lain:
-
Membina hubungan saling percaya dengan pasien dengan cara bersikap peduli dan
tidak ingkar janji.
-
Memberikan semangat dan dorongan kepada pasien untuk bisa melakukan kegiatan
bersama-sama dengan orang lain yaitu dengan tidak mencela kondisi pasien dan
memberikan pujian yang wajar.
-
Tidak membiarkan pasien sendiri di rumah.
-
Membuat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan pasien.
3) Memperagakan cara
merawat pasien dengan isolasi sosial
4)
Membantu keluarga mempraktekkan cara merawat yang telah dipelajari,
mendiskusikan yang dihadapi.
5)
Menyusun perencanaan pulang bersama keluarga
SP 1 Keluarga : Memberikan penyuluhan
kepada keluarga tentang masalah isolasi sosial, penyebab isolasi
sosial, dan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
Peragakan kepada pasangan saudara komunikasi
dibawah ini
Orientasi:
“Assalamu’alaikum
Pak”
”Perkenalkan saya
perawat H, saya yang merawat, anak bapak, S, di ruang Mawar ini”
”Nama Bapak siapa?
Senang dipanggil apa?”
” Bagaimana perasaan
Bapak hari ini? Bagaimana keadaan anak S sekarang?”
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah anak Bapak dan
cara perawatannya”
”Kita diskusi di sini saja ya? Berapa lama Bapak punya waktu?
Bagaimana kalau setengah jam?”
Kerja:
”Apa masalah yang Bp/Ibu hadapi dalam merawat S? Apa yang sudah dilakukan?”
“Masalah yang dialami oleh anak S disebut isolasi sosial. Ini adalah salah
satu gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang
lain”.
” Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung
diri, kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk”
”Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang
mengecewakan saat berhubungan dengan orang lain, seperti sering
ditolak, tidak dihargai atau berpisah dengan orang–orang terdekat”
“Apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa
mengalami halusinasi, yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang
sebetulnya tidak ada.”
“Untuk menghadapi keadaan yang demikian Bapak dan anggota keluarga lainnya
harus sabar menghadapi S. Dan untuk merawat S, keluarga perlu melakukan
beberapa hal. Pertama keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan
S yang caranya adalah bersikap peduli dengan S dan jangan ingkar
janji. Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan dorongan kepada S untuk
bisa melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan
mencela kondisi pasien.”
« Selanjutnya jangan biarkan S sendiri. Buat rencana atau jadwal
bercakap-cakap dengan S. Misalnya sholat bersama, makan bersama, rekreasi
bersama, melakukan kegiatan rumah tangga bersama.”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu”
” Begini contoh komunikasinya, Pak: S, bapak lihat sekarang kamu
sudah bisa bercakap-cakap dengan orang lain.Perbincangannya juga lumayan
lama. Bapak senang sekali melihat perkembangan kamu, Nak. Coba kamu bincang-bincang
dengan saudara yang lain. Lalu bagaimana kalau mulai sekarang kamu sholat
berjamaah. Kalau di rumah sakit ini, kamu sholat di mana? Kalau nanti di rumah,
kamu sholat bersana-sama keluarga atau di mushola kampung. Bagiamana S, kamu
mau coba kan, nak ?”
”Nah coba sekarang Bapak peragakan cara komunikasi seperti yang saya
contohkan”
”Bagus, Pak. Bapak telah memperagakan dengan baik sekali”
”Sampai sini ada yang ditanyakan Pak”
Terminasi:
“Baiklah waktunya sudah habis. Bagaimana perasaan Bapak setelah kita
latihan tadi?”
“Coba Bapak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan
tanda-tanda orang yang mengalami isolasi sosial »
« Selanjutnya bisa Bapak sebutkan kembali cara-cara merawat anak bapak
yang mengalami masalah isolasi sosial »
« Bagus sekali Pak, Bapak bisa menyebutkan kembali cara-cara perawatan
tersebut »
«Nanti kalau ketemu S coba Bp/Ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada
semua keluarga agar mereka juga melakukan hal yang sama. »
« Bagaimana kalau kita betemu tiga hari lagi untuk latihan
langsung kepada S ? »
« Kita ketemu disini saja ya Pak, pada jam yang sama »
« Assalamu’alaikum »
SP 2 Keluarga :
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah isolasi
sosial langsung dihadapan pasien
Orientasi:
“Assalamu’alaikum
Pak/Bu”
” Bagaimana perasaan
Bpk/Ibu hari ini?”
”Bapak masih ingat
latihan merawat anak Bapak seperti yang kita pelajari berberapa hari yang
lalu?”
“Mari praktekkan langsung ke S! Berapa lama waktu Bapak/Ibu Baik kita akan
coba 30 menit.”
”Sekarang mari kita temui S”
Kerja:
”Assalamu’alaikum S. Bagaimana perasaan S hari ini?”
”Bpk/Ibu S datang besuk. Beri salam! Bagus. Tolong S tunjukkan jadwal kegiatannya!”
(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak, sekarang Bapak bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan
beberapa hari lalu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti
yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana perasaan S setelah berbincang-bincang dengan Orang tua S?”
”Baiklah, sekarang saya dan orang tua ke ruang perawat dulu”
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi
dengan keluarga)
Terminasi:
“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi? Bapak/Ibu
sudah bagus.”
« «Mulai sekarang Bapak sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada
S »
« Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman
Bapak melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama
seperti sekarang Pak »
« Assalamu’alaikum »
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
Orientasi:
“Assalamu’alaikum
Pak/Bu”
”Karena besok S sudah
boleh pulang, maka perlu kita bicarakan perawatan di rumah.”
”Bagaimana kalau kita
membicarakan jadwal S tersebut disini saja”
”Berapa lama kita
bisa bicara? Bagaimana kalau 30 menit?”
Kerja:
”Bpk/Ibu, ini jadwal
S selama di rumah sakit. Coba dilihat, mungkinkah dilanjutkan di rumah? Di
rumah Bpk/Ibu yang menggantikan perawat. Lanjutkan jadwal ini di rumah, baik
jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu
diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak Bapak
selama di rumah. Misalnya kalau S terus menerus tidak mau bergaul dengan orang
lain, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain.
Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K di puskemas Indara Puri,
Puskesmas terdekat dari rumah Bapak, ini nomor telepon puskesmasnya: (0651)
554xxx
”Selanjutnya perawat
K tersebut yang akan memantau perkembangan S selama di rumah
Terminasi:
”Bagaimana Pak/Bu?
Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian S untuk dibawa pulang. Ini
surat rujukan untuk perawat K di PKM Inderapuri. Jangan lupa kontrol ke PKM
sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silakan selesaikan
administrasinya!”
E. Evaluasi
1.Kemampuan pasien dan keluarga
PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA
PASIEN DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL
Nama pasien : .................
Ruangan : ...................
Nama perawat:...................
Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga
mampu melakukan kemampuan di bawah ini.
2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan
supervisi
No
|
Kemampuan
|
Tanggal
|
|||
A
|
Pasien
|
||||
1
|
Menyebutkan penyebab isolasi sosial
|
||||
2
|
Menyebutkan keuntungan berinteraksi dengan orang lain
|
||||
3
|
Menyebutkan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
|
||||
4
|
Berkenalan dengan satu orang
|
||||
5
|
Berkenalan dengan dua orang atau lebih
|
||||
6
|
Memiliki jadwal kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai
salah satu kegiatan harian
|
||||
7
|
Melakukan perbincangan dengan orang lain sesuai jadwal
harian
|
||||
B
|
Keluarga
|
||||
1
|
Menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala isolasi sosial
|
||||
2
|
Menyebutkan cara-cara merawat pasien dengan isolasi sosial
|
||||
3
|
Mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
|
||||
4
|
Menyebutkan tempat rujukan yang sesuai untuk pasien isolasi sosial
|
2.Kemamapuan perawat
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT
DALAM MERAWAT PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
Nama pasien : .................
Ruangan : ...................
Nama perawat:...................
Petunjuk pengisian:
Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja (No 04.01.01).
Nilai tiap penilaian kinerja masukkan ke tabel pada baris nilai SP.
No
|
Kemampuan
|
Tanggal
|
||||||
A
|
Pasien
|
|||||||
SP I p
|
||||||||
1
|
Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
|
|||||||
2
|
Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang
lain
|
|||||||
3
|
Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain
|
|||||||
4
|
Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
|
|||||||
5
|
Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian
|
|||||||
Nilai SP I p
|
||||||||
SP II p
|
||||||||
1
|
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
|
|||||||
2
|
Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan
satu orang
|
|||||||
3
|
Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain
sebagai salah satu kegiatan harian
|
|||||||
Nilai SP II p
|
||||||||
SP III p
|
||||||||
1
|
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
|
|||||||
2
|
Memberikan kesempatan kepada berkenalan dengan dua orang atau
lebih
|
|||||||
3
|
Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
|
|||||||
Nilai SP III p
|
||||||||
B
|
Keluarga
|
|||||||
SP I k
|
||||||||
1
|
Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
|
|||||||
2
|
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami
pasien beserta proses terjadinya
|
|||||||
3
|
Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi sosial
|
|||||||
Nilai SP I k
|
||||||||
SP II k
|
||||||||
1
|
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
|
|||||||
2
|
Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien isolasi
sosial
|
|||||||
Nilai SP II k
|
||||||||
SP III
|
||||||||
1
|
Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum
obat (discharge planning)
|
|||||||
2
|
Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
|
|||||||
Nilai SP III k
|
||||||||
Total nilai : SP p + SP k
|
||||||||
Rata-rata
|
F. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses
keperawatan yang meliputi dokumentasi pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi tindakan keperawatan, dan evaluasi.
1. Pedoman Pengkajian Isolasi sosial
3. Hubungan Sosial
a.
Orang yang berarti bagi pasien:
b.
Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat:
c.
Hambatan berhubungan dengan orang lain:
Masalah
keperawatan: --------------------------------------------------------------
|
G. Terapi Aktivitas
Kelompok
Terapi aktivitas kelompok yang dapat dilakukan
untuk pasien dengan isolasi sosial adalah:
1. TAK sosialisasi yang terdiri dari tujuh sesi yaitu:
a. Sesi 1: Kemampuan memperkenalkan diri
b. Sesi 2: Kemampuan berkenalan
c. Sesi 3: Kemampuan bercakap-cakap
d. Sesi 4: Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
e. Sesi 5: Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
f. Sesi 6: Kemampuan bekerjasama
g. Sesi 7: Evaluasi kemampuan sosialisasi
Panduan secara lengkap untuk melaksanakan TAK tersebut di atas dan format
evaluasinya dapat dilihat pada Buku Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok
H. Pertemuan Kelompok Keluarga
Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan dengan
m,elaksanakan pertemuan keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok
besar. Lebih rinci panduan pertemuan keluarga ini dapat dilihat di modul lain.
Demikian juga dengan format evaluasi untuk pasien dan perawat akan ditampilkan
di modul khusus yang membahas pertemuan keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar