LAPORAN
PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
By : Lutfy Nooraini
BAB I
LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah suatu kondisi yang bukan hanya bebas
dari penyakit, cacat, kelemahan , tapi benar-benar merupakan kondisi positif dan
kesejahteraan fisik,mental dan social yang memungkinkan untuk hidup produktif.
Manusia adalah mahluk social yang membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya,untuk memenuhi kebutuhan tersebut individu dituntut untuk lebih meningkatkan kinerjanya agar segala kebutuhannya dapat terpenuhi dan tingkat social di masyarakat lebih tinggi, kemudian ini merupakan dambaan setiap manusia.
Manusia adalah mahluk social yang membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya,untuk memenuhi kebutuhan tersebut individu dituntut untuk lebih meningkatkan kinerjanya agar segala kebutuhannya dapat terpenuhi dan tingkat social di masyarakat lebih tinggi, kemudian ini merupakan dambaan setiap manusia.
Individu akan merasa gagal, putus asa dan akhirnya mempunyai suatu pikiran negative terhadap dirinya dan akhirnya akan merendahkan martabat sendiri, individu akan merasa tidak mempunyai kemampuan apa-apa dan merasa rendah diri, yang dikenal dengan gangguan kosep diri : Haga Diri Rendah.
Klien dengan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
yang tidak ditangani akan mengisolasi diri,perubahan sensori persepsi
halusinasi dengar atau lihat, perilaku kekerasan, dan klien akan kurang
memperhatikan kebersihan diri. Oleh karena itu diperlukan perawatan intensif
baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari pelayanan tenaga kesehatan termasuk
didalamnya adalah perawat.
Peran perawat dalam penanggulangan klien dengan
gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah meliputi pran promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitative. Pada peran promotif, perawat meningkatkan dan
memelihara kesehatan mental melalui penyuluhan dan pendidikan untuk klien dan
keluarga. Dari aspek preventif yaitu untuk meningkatkan kesehatan mental dan
pencegahan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah. Sedangkan pada peran
kuratif perawat meencanakan dan melaksanakn rencana tindakan keperawatan untuk
klien dan keluarga. Kemudian peran rehabilitatif berperan pada follow up
perawat klien dengan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah melalui pelayanan
di rumah atau home visite.
Berdasarkan data statistik yang kami dapatkan pada ruang puri Nurani Rumah Sakit Soeherto Heerdjan sepuluh bulan yang lalu di dapatkan data klien yang mengalami Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah terdapat 1,72%, Isolasi Sosial terdapat 9,38%, Resiko Perilaku Kekerasan terdapat 22,70%, Perilaku Kekerasan 1,81, Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi terdapat 53,25% dengan jumlah pasien yang dirawat.
Berdasarkan data statistik yang kami dapatkan pada ruang puri Nurani Rumah Sakit Soeherto Heerdjan sepuluh bulan yang lalu di dapatkan data klien yang mengalami Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah terdapat 1,72%, Isolasi Sosial terdapat 9,38%, Resiko Perilaku Kekerasan terdapat 22,70%, Perilaku Kekerasan 1,81, Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi terdapat 53,25% dengan jumlah pasien yang dirawat.
Dari hasil proporsi yang didapat walaupun dalam jumlah
kecil namun diperlukan penangan khusus, pada klien dengan gangguan konsep diri
: Harga Diri Rendah dapat mengakibatkan cemas dan takut, individu akan takut
ditolak, takut gagal, dan dipermalukan akharnya cenderung untuk menarik diri
yang pada akhirnya individu akan mengalami gangguan orientasi realita.
Komplikasi yang berbahaya adalah individu mempunyai keinginan untuk menciderai
dirinya.
BAB II
A. PENGERTIAN
Konsep diri
adalah semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang
mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain.
(Stuart and sundeen, 1998).
Gangguan
harga diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami atau berada pada
resiko mengalami suatu kejadian negatife dan perubahan mengenai perasaan,
pikiran atau pandangan mengenai dirinya (Lynda Jual Carpenito, 1998).
Gangguan
harga diri adalah evaluasi diri dan perasaan-perasaan tentang diri atau
kemampuan negatife yang dapat diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung. ( Mary C Towsend 1998).
Dari
beberapa pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahawa harga diri rendah
adalah penilian peribadi terhadap diri, dimana individu yang menganggap dirinya
tidak mampu melakukan sesuatu untuk mencapai keberhasil keadaan ini akan
membuat individu merasa gagal dan tidak berharga di hadapan.
B. PSIKODINAMIKA
1. Etiologi
Gangguan harga diri rendah dapat terjadi secara situasional dan kronik
dikatakan situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya dioperasi,
kecelakaam, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu
kerena terjadi sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dan dipenjara secara
tiba-tiba). Dan dikatakan kronik yaitu perasaan negative terhadap diri telah
berlangsung lama. Klien ini mempunyai perasaan negative. Kejadian sakit atau
dirawat akan menambah persepsi negative terhadap dirinya.
2. Proses
terjadinya masalah
Harga diri terjadi karena perasaan dicintai dan
mendapatkan pujian dari orang lain. Harga diri akan menjadi rendahketika tidak
ada lagi cinta dan ketika adanya kegagalan, tidak mendapatkan pengakuan dari
orang lain, merasa tidak berharga, gangguan citra tubuh akibat suatu penyakit
sehingga akan menimbulkan suatu gambaran individu yang berperasaan negative
terhadap diri sendiri.
3. Komplikasi
Individu mengalami gangguan konsep diri: harga diri
rendah pertama kali akan merasa cemas dan takut. Individu akan takut ditolak,
takut gagal, dan takut dipermalukan. Akhirnya cenderung untuk menarik diri,
akan mengisolasi diri, yang pada akhirnya individu akan mengalami gangguan
realita. Komplikasi yang berbahaya individu mempunyai keinginan untuk meciderai
dirinya.
C. RENTANG
RESPON
Rentang
respon konsep diri Respons Maladaptif
Aktualisasi
konsep diri Harga diri identitas depersonalisasi Diri positif rendah kacau
1. Respon adaftif
1. Respon adaftif
Adalah pernyataan dimana klien jika menghadapi suatu
masalah akan dapat memecahkan masalah tersebut.
a. Aktualisasi
diri
Adalah pernyataan tentang konsep
diri yang positif dengan latar belakang pengalaman yang sukses dan dapat
diterima.
b. Konsep diri positf
b. Konsep diri positf
Adalah apabila individu mempunyai
pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif
maupun yang negative dari dirinya
2. Respon
maladaftif
Adalah keadaan klien dalam menghadapi suatu masalah
tidak dapat memecahkan masalah tersebut.
a. Harga Diri
Rendah
Adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa lebih
rendah dari orang lain
b. Identitas
Kacau
Adalah kegagalan individu untuk mengintegritas aspek-aspek idintitas masa
kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial keperibadian masa dewasa yang
harmonis.
c. Depersonallisasi
Adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak membedakan dirinya dengan
orang lain.
Menurut
Suliswati Dkk komponen konsep diri ada lima yaitu terdiri dari:
1. Citra tubuh
Adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari
atau tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran
dan bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh.
2. Ideal diri
Adalah persepsi individu tentang bagaimana seharusnya
bertingkah laku berdasarkan standar peribadi.
3. Harga diri
Adalah penilaian peribadi terhadap hasil yang dicapai
dengan menganalisa berapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya.
4. Peran
Adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan
tujuan yang diharapkan oleh \masyarakat dihubungkan dengan fungsi idividu di
dalam kelompok sosialnya.
5. Identitas
diri
Adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat
diperoleh individu dari observasi dan penilaian terhadap dirinya, menyadari
bahawa dirinya berbeda dengan orang lain.
D. Manifestasi
klinik
1. Perasaan
malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit
2. Rasa
bersalah terhadap diri sendiri
3. Merendahkan
martabat
4. Gangguan hubungan
social
5. Percaya diri
kurang
6. Mencederai
diri
E. Mekanisme
koping
1. Koping
jangka pendek
a) Aktivitas
yang dapat memberikan kesempatan lari sementara dari krisis, misalnya menonton
TV, dan olah raga.
b) Aktivitas
yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, misalnya ikut kegiatan
social politik dan agama.
c) Aktivitas
yang memberikan kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep diri, misalnya
aktivitas yang berkompetensi yaitu pencapaian akademik atau olah raga.
d) Aktivitas
yang mewakili jarak pendek untuk membuat masalah identitas menjadi kurng
berarti dalam kehidupan, misalnya penyalahgunaan zat.
2. Koping
jangka panjang
a) Penutupan
identitas
Adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang yang penting bagi
individu tampa memperhatikan keinginan aspirasi dan potensi individu.
b) Identitas
negative
Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat di terima oleh nilai-nilai
dan harapan masyarkat
F. Test
diagnostic
1) Test
psikologik: test keperibadian
2) EEG: ganguan
jiwa yang disebabkan oleh neorologis
3) Pemeriksaan sinar
X: mengetahui kelainan anatomi
4) Pemeriksaan
laboratorim kromosom: ginetik
G. Penatalaksanaan
medis
1) Psikofarmaka
2) Elektro
convulsive therapy
3) Psikoterapy
4) Therapy
okupasi
5) Therapy
modalitas
6) Terapi
keluarga
7) Terapi
lingkungan
8) Terapi
perilaku
9) Terapi
kognitif
10) Terapi
aktivitas kelompok
H. POHON
MASALAH
BAB III
A. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian keperawatan
·
Factor Predisposisi
a) Factor
predisposisi citra tubuh
1) Kehilangan
atau kerusakan organ tubuh (anatomi dan fungsi)
2) Perubahan
ukuran, bentuk dan penampilan tubuh
3) Proses
patalogik penyakit dan dampaknya terhadap struktur maupun fungsi tubuh
4) Prosedur
pengobatan seperti radiasi, kemoterapi dan transpantasi
b) Factor
predisposisi harga diri
1) Penolakan
dari orang lain
2) Kurang
penghargaan
3) Pola asuh
yang salah yaitu terlalu dilarang , terlalu dikontrol, terlalu diturut, terlalu
dituntut dan tidak konsisten
c) Faktor
predisposisi peran
1) Transisi
peran yang sering terjadi pada proses perkembangan, perubahan situai dan
sehat-sakit
2) Ketegangan
peran, ketika individu menghadapi dua harapan yang bertentangan secara terus
menerus yang tidak terpenuhi.
3) Keraguan peran, ketika individu kurang
pengetahuannya tentang harapan peran yang spesifik dan bingung tentang tingkah
laku yang sesuai
4) Peran yang
terlalu banyak
d) Factor
predisposisi identitas diri
1) Ketidak
percayaan orang tua dan anak
2) Tekanan dari
teman sebaya
3) Perubahan
dari struktur sosial
·
Factor Presipitasi
a) Trauma
Masalah spesifik sehubungan dengan konsep diri situasi yang membuat
individu sulit menyesuaikan diri atau tidak dat menerima khususnya trauma emosi
seperti penganiayaan fisik, seksual, dan psikologis pada masa anak-anak atau
merasa terancam kehidupannya atau menyaksikan kejadian berupa tindakan
kejahatan.
b) Ketegangan
peran
Pada perjalanan hidup individu sering menghadapi Transisi peran yang
beragam, transisi peran yang sering terjadi adalah perkembangan, situasi, dan
sehat sakit.
2. Diagnosa keperawatan
a) Gangguan
konsep diri : Harga diri rendah.
b) Resiko
Isolasi social: Menarik diri
3. Rencana tindakan keperawatan
a) Diagnosa I
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
o Tujuan Umum
Klien menunjukkan peningkatan harga diri.
o Tujuan
khusus 1
Klien dapat mengindentifikasi perubahan cairan tubuh
1) Kriteria
hasil
Dengan menggunakan komunikasi theraupetik diharapkan klien dapat
mengindentifikasi perubahan cairan tubuh
2) Rencana
tindakan
(a) Diskusikan
perubahan struktur, bentuk, atau fungsi tubuh
(b) Observasi
ekspresi klien pada saat diskusi.
o Tujuan
khusus 2
Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
1) Kriteria
hasil
Dengan menggunakan komunikasi therapeutik diharapkan klien dapat menilai
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Rencana
tindakan
(a) Diskusikan
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki (tubuh, intelektual, dan keluarga)
oleh klien diluar perubahan yang terjadi.
(b) Beri pujian
atas aspek positif dan kemampuan yang masih dimiliki klien.
o Tujuan
khusus
Klien dapat menerima realita perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh.
1) Kriteria
hasil
Dengan menggunakan komunikasi theraupetikdiharapkan klien dapat menerima
realita perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh.
2) Rencana
tindakan
(a) Dorong klien
untuk merawat diri dan berperan serta dalam asuhan klien secara bertahap.
(b) Libatkan
klien dalam kelompok dengan masalah gangguan citra tubuh.
(c) Tingkatkan
dukungan keluarga pada klien terutama pasangan.
o Tujuan
khusus 4
Klien dapat menyusun rencana cara – cara menyelesaikan masalah yang
dihadapi
1) Kriteria
hasil
Dengan menggunakan komunikasi theraupetik diharapkan klien dapat menyusun
rencana cara – cara menyelesaikan masalah yang dihadapi.
2) Rencana
tindakan
(a) Diskusikan
cara – cara (booklet, leaflet sebagai sumber informasi) yang dapat dilakukan
untuk mengurangi dampak perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh.
(b) Dorong klien
untuk memilih cara yang sesuai bagi klien.
(c) Bantu klien
melakukan cara yang dipilih.
o Tujuan
khusus 5
Klien dapat melakukan tindakan penngembalian integritas tubuh.
1) Kriteria
hasil
Dengan menggunakan komunikasi theraupetik diharapkan klien dapat melakukan
tindakan pengembalian integritas tubuh.
2) Rencana
tindakan
(a) Menbantu
klien mengurangi perubahan citra tubuh
(b) Rehabilitasi
bertahap bagi klien
b) Diagnosa II
o Tujuan umum
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
o Tujuan
Khusus I
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
1) Kriteria
Hasil
Dengan menggunakan komunikasi terapeutik di harapkan kita :
Menunjukkan wajah bersahabat, rasa saying, ada kontak mata, mau berjabat
tangan, mau menyebutkan nama dan asal, menjawab salam, duduk berdampingan
dengan perawat.
2) Rencana
tindakan
(a) Bina
hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik.
(b) Salam
terapeutik
(c) Perkenalkan
diri perawat
(d) Jelaskan
tujuan interaksi antara perawat dan pasien
(e) Ciptakan lingkunagn
yang tenang
(f) Selalu
kontak mata selama interaksi
(g) Buat
kontarak yang jelas pada tiap pertemuan seperti topic yang dibicarakan, waktu,
dan tempat.
(h) Tunjukkan sikap
empati dan penuh perhatian
(i) Diskusikan bersama,
klien tentang keluarga.
(j) Diskusikan
alasan klien masuk rumah sakit
(k) Identifikasi
hubungan klien dalam berkeluarga.
o Tujuan
Khusus 2
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimilki
1) Kriteria
hasil
Dengan menggunakan komunikasi terapeutik diharapkan klien dapat
mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki seperti menyanyi dan
menari.
2) Rencana
tindakan
(a) Diskusikan
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
(b) Setiap
pertemuan klien hindarkan memberi penilaian negative utamakan memberi pujian
realitis.
o Tujuan
Khusus 3
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat dilakukan dirumah sakit.
1) Kriteria
Hasil
Dengan menggunakan komunikasi terapeutik diharapkan klien dapat menilai
kemampuan yang dapat dilakukan dirumah sakit seperti menyapu, mengepel, dan
mencuci piring.
2) Rencana
Tindakan
(a) Diskusikan
dengan klien kemampuan yang dapat dilakukan
(b) Diskusikan
kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaanya setelah pulang sesuai dengan
kondisi klien.
o Tujuan
Khusus 4
Klien dapat membuat jadwal kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimilki.
1) Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi terapeutik diharapkan klien dapat membuat
jadwal kegiatan sehari – hari.
2) Rencana
tindakan
(a) Rencanakan
bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari, sesuai kemampuan
kegiatan mandiri.
(b) Tingkatkan
kegiatan sesuai toleransi kondisi klien.
(c) Beri contoh
cara pelaksana kegiatan yang boleh klien lakukan.
o Tujuan
khusus 5
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan
kemampuannya.
1) Kriteria
hasil
Dengan menggunakan komunikasi terapeutik diharapkan kilen dapat melakukan
kegiatan sehari – hari.
2) Rencana
tindakan
(a) Beri
kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
(b) Beri pujian
atas keberhasilan klien
(c) Diskusikan
kemampuan pelaksanaan kegiatan dirumah
o Tujuan khusus
6
Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada
1) Kriteria
hasil
Dengan menggunakan komunikasi terapeutik diharapkan keluarga dapat merawat
klien dirumah
2) Rencana
tindakan
(a) Berikan
pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien harga diri
rendah.
(b) Bantu klien memberi
dukungan selama klien dirawat.
(c) Bantu
keluarga menyiapkan lingkungan dirumah.
4. Evaluasi
Adapun hal – hal yang dievaluasikan pada klien dengan gangguan konsep diri
: harga diri rendah adalah :
a) Klien dapat
membina hubungan saling percaya.
b) Klien dapat mengindentifikasi
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
c) Klien dapat
menilai kemampuan yang dapat dilakukan dirumah sakit.
d) Klien dapat
membuat jadwal kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
e) Klien dapat
melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuannya.
f) Klien dapat
memanfaatkan system pendukung yang ada.
g) Klien dapat
mengindentifikasi perubahan citra tubuh.
h) Klien dapat
menerima realita perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh.
i) Klien dapat
menyusun rencana cara – cara menyelesaikan masalah yang dihadapi.
j) Klien dapat
melakukan tindakan pengembalian integritas tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar