Kamis, 29 September 2016

LP & ASKEP JIWA ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI




LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI

By : Lutfy Nooraini  

KONSEP DASAR

A.   PENGERTIAN
Isolasi sosial adalah keadaan kesepian yang dialami seseorang karena orang lain dianggap menyatakan sikap negatif dan mengancam bagi dirinya (Townsend, M.C, 1998 : 152)


Isolasi sosial merupakan keadaan dimana individu atau kelompok megalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tapi tidak mampu untuk membuat kontak (Carpenitto, L.J, 1998 : 381).
Perilaku menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain. (Rawlins. 1993, dikutip dari Budi Anna, K).

B.   FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI
Stressor yang dapat mengakibatkan terjadinya isolasi sosial dapat ditimbulkan oleh faktor internal dan eksternal meliputi :
1.    Stressor Sosial Budaya
Stressor sosial budaya dapat memicu kesulitan dalam berhubungan, terjadinya penurunan stabilitas keluarga seperti : perceraian, perpisahan dengan orang tercinta, kesepia karena ditinggal jauh, dirawat dirumah sakit atau penjara.
2.    Stressor Biokimik
Teori Dopamin : kelebihan dopamin pada mesokortisol dan mesolimbik serta saraf dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia.
3.    Stressor Biologis dan Lingkungan Sosial
Beberapa penelitian membuktikan bahwa kasus skizofrenia sering terjadi akibat interaksi antara individu, lingkungan maupun biologis
4.    Kecemasan yang tertinggi akan menyebabkan turunnya kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain.
Ego pada klien psikotik mempunyai kemampuan terbatas untuk mengatasi stres. Hal ini berkaitan dengan adanya masalah serius ibu dan anak pada fase gimbiotik, sehingga perkembangan psikologis individu terhambat.
5.    Hubungan Ibu dan Anak
Ibu dengan kecemasan tinggi akan mengkomunikasikan kecemasannya pada anak.
6.    Dependen Versus interdependen
Hal ini sering membatasi anak dapat menimbulkan konflik, disatu sisi ingin mandiri.

C.   MANIFESTASI KLINIS
Menurut Townsend, M.C ( 1998 : 152-153 ) dan Carpenitto, L.J ( 1998 : 382 ) Isolasi sosial menarik diri sering ditemukan adanya tanda dan gejala sebagai berikut :
1.    Data Subjektif
Sukar didapati jika klien menolak berkomunikasi. Beberapa data subjektifnya adalah menjawab pertanyaan dengan singkat seperti kata “iya” dan ‘tidak”
2.    Data Objektif
a.    Tampak menyendiri dalam ruangan.
b.    Tidak berkomunikasi, menarik diri.
c.    Tidak melakukan kontak mata.
d.    Tampak sedih, afek datar.
e.    Posisi meringkuk ditempat tidur dengan punggung menghadap kepintu.
f.     Adanya perhatian dan tindakan yang tidak sesuai atau imatur dengan perkembangan usianya.
g.    Kegagalan untuk berinteraksi dengan orang lain di dekatnya.
h.    Kurang aktivitas fisik dan verbal.
i.      Tidak mampu membuat keputusan dan berkonsentrasi.
j.      Mengekspresikan perasaan kesepiaan dan penolakan diwajahnya.

D.   POHON MASALAH

E.   PENATALAKSANAAN
1.    Penatalaksanaan perindividu : melatih interaksi dengan orang lain.
2.    Farmakoterapi :
a.    Noprenia                           2 mg 2x1
b.    Thryhexilphemidye           2 mg 2x1
c.    Chlorpromazine                 100 mg 1x1

F.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.    Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
2.    Isolasi Sosial : Menarik Diri
3.    Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

G.   FOKUS INTERVENSI
Tujuan Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
Tujuan Khusus :
1.    Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Kriteria Hasil : Ekspresi wajah bersahabat, mau berkenalan, ada kontak mata, bersedia menceritakan perasaan.
Intervensi :
a.    Bina hubungan saling percaya dengan klien menggunakan komunikasi terapeutik.
b.    Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya.
c.    Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien.
2.    Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri.
Kriteria Hasil : Klien mampu menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri.
Intervensi :
a.    Tanyakan pada klien tentang orang yang paling dekat dengan klien.
b.    Tanyakan pada klien apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut.
c.    Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul.
d.    Beri reinforcement positif terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaan.
3.    Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri.
Kriteria hasil : Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial.
Intervensi :
a.    Tanyakan pada klien tentang manfaat hubungan sosial dan kerugian menarik diri.
b.    Diskusikan bersama klien manfaat berhubunga sosial dan kerugian menarik diri.
c.    Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.
4.    Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan perawat, klien.
Kriteria Hasil : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan perawat, klien.
Intervensi :
a.    Observasi perilaku klien saat berhubungan sosial
b.    Beri motivasi dan bantu klien untuk berkomunikasi dengan perawat dan klien.
c.    Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi.
d.    Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan klien berkomunikasi.
e.    Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai jadwal yang telah dibuat.
f.     Beri reinforement positif terhadap kemampuan klien memperluas pergaulannya melalui aktivitas yang dilaksanakan.
5.    Klien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial.
Kriteria Hasil : Klien dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial dengan orang lain.
Intervensi :
a.    Diskusikan dengan klien tentang perasaannya setelah berhubungan sosial dengan orang lain, kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Alih Bahasa : Yasmin Asih, Edisi 6,  EGC, Jakarta, 1998

Keliat, B. A., Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC, Jakarta, 1999

Rawlins, R.P. & Patricia Evans Heacock, Clinical Manual of Psychiatric Nursing, 2 nd Edition, Mosby Year Book, St. Louis, 1993

Towsend, Mary C., Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri Untuk Pembuatan Rencana Keperawatan, Alih Bahasa : Novy Helena C.D., Edisi 3, EGC, Jakarta, 1998

1 komentar: